Rabu, Maret 04, 2009

AGAR ANAK MENAATI PERATURAN

AGAR ANAK MENAATI PERATURAN

*

Hal-hal yang perlu diterapkan dalam usaha mendisiplinkan anak :
*

Mulailah dari hal-hal yang kecil dulu, kemudian secara bertahap ke tingkat selanjutnya.
*

Awal dari disiplin adalah komunikasi yang baik dan sederhana.
*

Konsisten pada aturan disiplin yang telah dibuat.
*

Konsisten antara ayah-ibu supaya tidak menimbulkan kebingungan pada anak. Buatlah kesepakatan tentang peraturan yang harus dijalankan di rumah.
*

Terapkan pemberian reward dan punishment (hukuman).
*

Pemberian perintah dan aturan yang disertai dengan penjelasan mengapa harus begini, mengapa harus begitu.
*

Mendampingi anak mengerjakan apa yang diperintahkan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, misalnya pada saat anak disuruh membereskan mainannya.
*

Teknik disiplin yang digunakan, sebaiknya memakai dialog yang penuh kasih sayang dan kehangatan.
*

Bahasa yang digunakan sebaiknya yang sederhana saja, apalagi si anak masih tergolong balita. Gunakan juga bahasa anak ( berdasarkan pada pola pikir animisme anak ) . Dengan demikian si anak akan lebih bisa menerimanya.
*

Aturan disiplin dibuat sedemikian rupa sehingga bahaya dari luar / sisi negatifnya bisa diminimalkan.
*

Perhatikan usia anak. Aturan disiplin akan berbeda-beda pada tiap tingkatan tahap perkembangan. Bila masih kecil (baru 1-2 tahun), kesabaran sangatlah mutlak karena mereka cenderung egosentris. Jadi, maklumlah.
*

Hormati perasaan anak dan hargai juga waktunya.
*

Berikan pilihan / alternatif.
*

Kerahasiaan aturan disiplin supaya tidak menjatuhkan harga diri si anak.
*

Peringatkan lebih awal tentang apa-apa yang harus dilakukannya supaya ia bisa bersiap-siap untuk aturan tersebut.
*

Berikan perintah dengan tegas dan lebih spesifik.
*

Tekankan pada hal-hal positif.
*

Ketidaksetujuan baiknya ditujukan pada perilaku si anak, bukan si anak itu sendiri.
*

Berikan contoh / teladan yang baik karena anak-anak bisa meniru perilaku orang tuanya. Dengan demikian, oang tua bukan hanya sebagai penegak aturan tetapi juga pelaksana aturan.
*

Sertakan rasa humor.

Hal-hal yang harus dihindari dalam usaha mendisiplinkan anak :

*

Terlalu sering memberi ancaman (lebih-lebih pada anak yang pandai) karena ia malah akan balik menantang.
*

Mendisiplinkan anak dalam keadaan emosi.
*

Aturan disiplin yang memaksa, otoriter, keras dan sangat ketat.
*

Selalu mengatakan, “Aku ingin …” ( bagi orang tua ).
*

Orang tua itu sendiri tidak disiplin, sehingga si anak pun menirunya.

Aturan-aturan yang penting saat memberikan reward kepada anak :

*

Hadiah diberikan dengan tujuan tertentu, sebagai dorongan pada anak untuk tetap mempertahankan tingkah laku atau prestasinya yang baik.
*

Bila tujuannya ingin mengubah tingkah laku anak sebaiknya jangan memberikan hadiah barang, kecuali untuk pertama kali dalam jangka waktu yang panjang, misalnya saat anak masuk sekolah, belikan tas atau buku.
*

Bila anak sudah terlanjur menyukai hadiah barang, ubahlah dengan sikap yang sabar, ulet, dan konsisten. Perubahan ke hadiah non-barang pun harus dilakukan secara bertahap dan jangan memaksa.
*

Kekompakan antara ayah dan ibu dalam memberikan reward.
*

Bila akan memberikan hadiah non-barang, lakukan dengan sungguh-sungguh, dalma arti ungkapan kasih sayang, seperti pelukan atau ciuman diberi dengan tulus.
*

Konsisten dalam memberi hadiah non-barang.
*

Hadiah non-barang harus proporsional, efisien, dan tepat waktu.
*

Adakan evaluasi seusai hadiah diberikan, apakah ada penguatan perilaku pada anak.
*

Reward jangan diberikan secara berlebih-lebihan.
*

Reward baiknya berujung pada reinforcement positif.

Aturan-aturan yang penting saat memberikan hukuman kepada anak :

*

Jangan berikan pada anak yang masih tergolong balita karena mereka belum mengerti alasan mengapa mereka dihukum, akibatnya mereka bisa menjadi frustasi.
*

Hukuman harus bersifat mendidik.
*

Informasikan terlebih dahulu akan adanya sanksi tertentu dari perilakunya yang tidak menyenangkan orang tuanya.
*

Adakan evaluasi seusai hukuman diberikan, apakah ada perubahan kesadaran dalam diri si anak.
*

Jangan lakukan hukuman di bawah pengaruh emosi yang tak terkontrol.
*

Hindarkan hukuman fisik.
*

Berikan hukuman dengan tegas. Bila anak merengek jangan langsung lemah hati dan nyerah.
*

Perhatikan korelasi antara hukuman dengan perilaku.
*

Hukuman badan hanyalah dipandang sebagai jalan terakhir.

Beberapa fakta mengapa hadiah barang bisa menjadi tidak efektif :

*

Anak menjadi materialistis.
*

Anak menjadi konsumtif.
*

Orang tua bisa tekor.
*

Anak bersikap baik bukan karena kesadaran diri, tetapi karena keinginan untuk mendapatkan barang tersebut.

Beberapa fakta mengapa hukuman badan bisa menjadi tidak efektif :

*

Anak menjadi frustasi.
*

Anak bisa menjadi resisten (kebal) terhadap hukuman tersebut.
*

Anak cenderung membiarkan dirinya dihukum daripada melakukan perbuatan yang diharapkan kepadanya.
*

Anak cenderung melampiaskan kekesalannya pada hukuman tersebut dengan memukul anak lain.
*

Menimbulkan dampak psikologis jangka panjang, di mana rasa marah, sakit hati dan jengkel akan dipendam selamanya oleh si anak.
*

Akan terbentuk rasa ketidakberdayaan (sense of helplesness)
*

Anak tidak akan belajar apapun dari hukuman badan.

Baik reward maupun hukuman, janganlah asal-asal diberikan, melainkan harus mapu membangun / mengukuhkan konsep diri di individu. Waktu diberikannya reward atau hukuman pun harus langsung pada saat perilaku yang diinginkan / tidak diinginkan itu terjadi. Jangan menundanya terlalu lama.

Tidak ada komentar: